3 Potret Kehidupan Jawa dalam Film Pendek

KawanWH, tau gak sih, belakangan ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan sebuah film pendek berbahasa Jawa? WH punya rekomendasi beberapa film pendek karya sutradara Indonesia, Wahyu Agung Prasetyo, yang meraih setumpuk penghargaan dan ternyata tersisip banyak nilai moral!

1) Tilik (2018)

Sumber: racavanafilms.com

Tilik merupakan film pendek berdurasi kurang lebih 30 menit. Film ini sudah dibuat sejak tahun 2018 dan baru menjadi viral tahun ini setelah diunggah ke YouTube. ‘Tilik’ merupakan istilah dalam Bahasa Jawa yang artinya ‘menjenguk’. Seperti judulnya, film ini mengisahkan tentang sekelompok ibu-ibu dari pedesaan yang hendak menjenguk ibu lurah di rumah sakit yang berada di perkotaan menggunakan truk. Dalam perjalannya, ibu-ibu ini saling bertukar gunjingan tentang satu tokoh bernama Dian. Ternyata, gunjingan yang saling dilontarkan tersebut mengandung kesan satir yang sengaja ditunjukkan oleh sang sutradara. Dalam beberapa adegan film tersebut, sang sutradara juga menunjukkan cerminan yang terjadi pada realitas masyarakat Indonesia yang seringkali terkecoh dengan berita yang terkesan faktual namun nyatanya kosong maupun sebaliknya. Adegan tersebut akhirnya mengundang antusias masyarakat Indonesia karena dinilai relevan dengan situasi yang ada serta cara penyampaiannya yang terkesan jenaka dan akhirnya mengundang tawa bagi yang menonton.

2) Anak Lanang (2017)

Sumber: racavanafilms.com

Selain Tilik, Wahyu juga menyutradarai beberapa film pendek lainnya, termasuk Anak Lanang. Sama seperti film garapan Wahyu yang lain, Anak Lanang juga menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya. Film ini mengisahkan empat anak SD yang hendak pulang ke rumahnya menggunakan becak. Keempat anak tersebut tampak memiliki kepribadian yang mirip, walau ternyata berbeda satu dengan lainnya. Kepribadian itu terlihat pada beberapa kalimat yang sempat terucap oleh keempatnya saat perjalanan pulang di atas becak. Kepribadian yang ditunjukkan oleh keempat anak tersebut rupanya cerminan dari didikan orang tua mereka masing-masing. Hebatnya lagi, film ini diambil dalam satu take loh, KawanWH!

3) Singsot (2016)

Sumber: racavanafilms.com

Berbeda dengan karya Wahyu yang lain, Singsot (bersiul dalam Bahasa Jawa) merupakan film pendek yang beraliran horror. Film ini menerima penghargaan film terbaik dari Fiagra Horror Festival 2016 dan Film Horor terbaik dari Taman Film Festival 2017. Menurut kepercayaan orang Jawa, jika hari sudah memasuki waktu magrib, maka kita tidak diperbolehkan untuk bersiul (singsot), karena dipercaya akan membawa hal buruk terhadap pelakunya. Film ini menceritakan seorang kakek gemar merawat seekor burung bersama cucunya. Agar suara burung tetap indah dan terjaga, setiap sore sang kakek bersama cucunya saling melontarkan siulan terhadap burung tersebut. Hingga akhirnya, waktu maghrib pun datang. Si kakek dan cucunya diminta untuk berhenti melantunkan siulan oleh sang nenek karena waktu maghrib telah tiba dan ia khawatir siulan tersebut akan membawa kesialan. Walaupun sudah beberapa kali diingatkan, si cucu tetap saja melantunkan siulan sehingga mengundang tamu-tamu gaib serta kejadian mistis lainnya.

Semua film ini sudah bisa ditonton di YouTube milik Racavana Films loh. Nah, film pendek favorit KawanWH yang mana? Tulis di kolom komentar, ya!