“Bila Anda ingin menghindari monster, buka halaman 7. Bila Anda ingin melawan monster dengan pedang, buka halaman 23.”
Apakah KawanWH pernah membaca buku Choose Your Own Adventure yang memiliki kalimat seperti perintah di atas? Kalimat-kalimat tersebut biasanya ditemukan dalam buku fiksi dengan format Choose Your Own Adventure yang memberi pembaca andil dalam menentukan akhir dari cerita yang dibaca! Setiap pilihan yang dipilih oleh pembaca memiliki hasil yang bisa membantu, bahkan merugikan sang tokoh protagonis.
Eits, tetapi format ini tidak hanya muncul dalam medium buku saja, lho! Kini sudah terdapat berbagai medium yang kerap mengadaptasi format penceritaan ini, seperti film dan video games. Namun, kira-kira apa yang menjadi daya tarik dari format penceritaan seperti ini?
Bila Anda ingin berhenti menggali ilmu mengenai format literatur ini, tutup laman ini. Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut, baca artikel hingga akhir.
Selamat! Kamu melanjutkan perjalanan kamu dan sebagai hadiahnya, kamu dapat mengetahui daya tarik dari format Choose Your Own Adventure! Hal yang membuat format penceritaan ini begitu menarik adalah pembaca yang dapat menjadi protagonis dari cerita melalui esensi format yang interaktif. Berbeda dengan format buku fiksi pada umumnya yang hanya dapat membuat pembaca bersimpati dan berempati dengan sang protagonis, format ini dapat langsung menjadikan kamu untuk memutuskan setiap langkah yang akan diambil. Unsur fight or flight merupakan intisari dari format ini.
Sebagai contoh adalah film yang mengadopsi format Choose Your Own Adventure, yakni Black Mirror: Bandersnatch yang dirilis pada tahun 2018 di layanan aplikasi Video on Demand, Netflix. Film ini menempatkan penonton sebagai Stefan yang hendak mengadaptasi buku fiksi Bandersnatch menjadi sebuah video game. Film yang meminta penonton untuk terus memegang remote TV ini memiliki lima versi ending utama yang berbeda. Terdapat ending dengan sang protagonis berhasil mencapai tujuannya, terdapat ending dengan ia gagal mencapai tujuannya, dan bahkan terdapat ending yang terkesan absurd.
Keberagaman alur cerita yang dapat dialami pun memantik penonton untuk membandingkan pengalaman yang mereka alami dengan teman-teman mereka. Hal ini merupakan suatu sensasi yang tidak dapat diperoleh dari format film pada umumnya! Walaupun demikian, keberagaman versi dari alur cerita ini tidak sepenuhnya diisi oleh canda dan tawa, lho!
Ketika kamu dihadapi oleh tiga pilihan yang buruk, kamu harus dapat membuat keputusan dengan kerugian paling minim. Belum lagi, bila kamu sedang berada di bagian cerita yang genting! Bila terdapat salah perhitungan dalam keputusan yang kamu buat, bisa saja cerita yang kamu alami berakhir lebih cepat dari seharusnya. Format ini juga mendorong kamu untuk menjadi lebih konsekuen dan bertanggung jawab atas setiap keputusan yang dibentuk dalam cerita.
Contoh lain dapat kamu lihat di video game The Walking Dead. Latar cerita yang memaksa para tokoh protagonis untuk bertahan hidup dari ancaman zombie terus-menerus menempatkan para pemain dalam posisi genting. Salah perhitungan dapat mengakibatkan tokoh pendukung yang kamu sayang untuk kehilangan nyawanya!
Walaupun begitu, mungkin KawanWH menyadari bahwa format penceritaan ini berbanding lurus dengan kehidupan nyata. Setiap pilihan yang kamu buat setiap hari memiliki keuntungan dan kerugiannya. Berbeda dengan video game, buku, atau film, tidak ada tombol ‘restart’ dalam kehidupan nyata. Kamu harus benar-benar memaksimalkan setiap kesempatan yang ada demi masa depanmu. Biarkan kesalahan dijadikan sebuah pelajaran, bukan penyesalan, agar kamu bisa merangkai ceritamu menjadi lebih baik lagi.
Jadi, bagaimana? Are you ready to hit START?