Anti Hero: Should We Hate or Adore?

Sumber: Daily Superheroes

KawanWH pasti familiar dengan tokoh seperti Deadpool, Punisher, Daredevil, Dexter, dan lainnya, kan? Maka KawanWH pastinya juga familiar dengan sebutan anti hero. Dalam dunia pop culturehero merupakan karakter yang khas atas kecocokannya dengan standar ideal dari masyarakat yang menjadikannya sebagai representasi dari apa yang dipercayai dan dicita-citakan oleh ‘society’. Berbeda dengan heroanti-hero identik dengan karakter yang kontras dengan ‘ideal heroism’, mereka cenderung menentang moralitas hingga norma sosial secara general. Sehingga, sulit terkadang bagi audiens untuk menentukan garis yang jelas antara anti hero dan villain karena adanya moral ambiguity pada karakternya. Bahkan, masih ada grey area terkait perbedaan antara anti hero dan hero sendiri, contohnya karakter klasik seperti Robin Hood; is it heroic to steal from the rich and give it to the poor?

Sumber: “Robin Hood (2018)”, Lionsgate Movies

Perbedaan dari kedua karakter ini sebenarnya dapat dilihat dari motivasi di balik tindakannya, lho! Bagi hero in general, aksi-aksi heroik yang dilakukan merupakan hasil dari rasa tanggung jawab atas kelebihan atau super power yang dimiliki (selfless) seperti layaknya pepatah “with great power comes great responsibility.” Sedangkan bagi anti-hero, segala aksi dan tindakannya didorong oleh faktor internal, sehingga cenderung memiliki motif egois. Oleh karena itu, anti-hero sangat identik dengan sifat dan tindakannya yang lebih ekstrim dan sadistik, karena adanya perasaan sentimen terhadap kelompok, sistem, bahkan standar tertentu yang dibangun oleh society sendiri.

Melihat tren sekarang, sebetulnya anti-hero disini memiliki basis penggemar yang cukup besar, terutama jika mengambil contoh karakter-karakter dalam perfilman yang menyajikan tokoh utama seperti ini. Mengapa begitu? Kemungkinan besar dikarenakan adanya rasa simpatik maupun empati terhadap karakternya lho, KawanWH! Mereka diperkenalkan sesuai dengan ketertarikan audiens yang menonton. Seperti sosok Harley Quinn dalam Film Suicide Squad (2016), pada awal cerita ia dianggap sebagai sosok yang periang dan humoris. Pastinya ciri khas tersebut berhasil menangkap perhatian audiensbukan? Latar belakang anti hero sering kali dikaitkan dengan masa lalu yang kelam atau traumatik. Vincenzo yang kerap ramai menjadi tontonan masyarakat merupakan salah satunya. Karakter utama dari drama korea yang populer akhir-akhir ini, merupakan seorang pria yang masa kecilnya terlupakan oleh orang tuanya. Ia diadopsi lalu berpindah ke Italia. Siapa sangka, ia tumbuh dalam sebuah keluarga yang memiliki darah keturunan mafia. As the story develops, dia menjadi mafia yang benar-benar kuat dan berdarah dingin.

Sumber: “Vincenzo (2021)”, TVN

Mengetahui latar belakang cerita yang disajikan, baik dalam film maupun buku, kita sebagai penikmat karya akan berusaha memposisikan diri di ‘sepatu’ masing-masing karakter yang diceritakan, dan kembali mempertanyakan, apa ya yang bakal kita lakukan kalo jadi mereka? Kondisi ini, memungkinkan kita untuk melepaskan sebagian dari moral judgements in order to understand. Kemudian melahirkan pemahaman bahwa “the world is the antagonist,” yang secara tidak langsung juga menyadarkan kita bahwa sometimes the world needs people like them, para anti hero yang berani mempertahankan pendiriannya dari ketidakadilan atau kejahatan yang berkeliaran di dunia.

“If I kill the bad guy, I will protect the world, and save future lives. However, I become no better than the bad guy.”

Hero or villain, tergantung perspektif dan pemahaman kita terhadap cerita. So, menurut KawanWH, apakah anti hero adalah pahlawan?