Back to School 2020: Amankah Kembali ke Sekolah?

Sumber: Grid.ID

Walaupun belum kunjung reda, Pemerintah Indonesia tidak hanya berfokus pada penanganan kesehatan pandemi Covid-19. Dalam sebuah konferensi pers yang dilakukan secara daring pada Senin (11/8) dengan Kumparan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah merestui kemungkinan untuk menerapkan kembali pembelajaran tatap muka langsung di daerah yang termasuk dalam zona hijau. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai persetujuan, mulai dari pemerintah daerah hingga orang tua masing-masing siswa serta protokol kesehatan yang ketat.

Nadiem juga mengatakan bahwa Indonesia berada di urutan kedua terakhir dari sebelas negara di Asia Tenggara dalam hal pembukaan kembali sistem pembelajaran tatap muka secara bertahap. Ia menuturkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini telah dilakukan tidak optimal dan berpotensi menyebabkan efek ‘lost generation,’ yaitu berkurangnya kualitas pendidikan bagi generasi yang sedang berada di bangku sekolah. Sebagai salah satu rancangan solusi yang dikemukakan oleh Nadiem, Kemendikbud telah mengeluarkan anjuran penyederhanaan kurikulum yang dirangkum dalam sebuah siaran pers berjudul “Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus”. Kurikulum darurat tersebut dilengkapi dengan modul bagi siswa dan orang tua sebagai tuntunan dalam melaksanakan PJJ untuk tetap menjaga kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, ia kembali menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak mutlak dan bergantung pada kesediaan pemerintah daerah dalam memastikan kesiapan masing-masing sekolah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai macam protokol kesehatan. Selaras dengan hal tersebut, angka penderita Covid-19 di Indonesia pun belum menunjukkan indikasi penurunan. Faktanya, banyak dari tenaga pendidikan juga menjadi penderita virus mematikan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Kabag Humas Pemerintah Kota Surabaya, Febriadhitya Prajatara dalam sebuah wawancara pada Rabu (2/8) mengatakan bahwa 393 guru di Kota Surabaya terinfeksi Covid-19. Hal tersebut membuat wacana mengenai membuka kembali sekolah di zona hijau masih belum bisa dilaksanakan di Indonesia dan menjadi pembahasan untuk dikaji ulang.

Nadiem juga turut menceritakan bahwa telah terjadi dialog-dialog dengan kementerian pendidikan di luar negeri perihal strategi dan dampak penerapan kembali belajar tatap muka di situasi pandemi ini. Disimpulkan bahwa Indonesia dan negara-negara lainnya sangat mengkhawatirkan akan penurunan kualitas pendidikan akibat pandemi Covid-19 ini.

Berbeda dengan Indonesia, di luar sana terdapat beberapa negara yang telah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka, tiga di antaranya adalah Denmark, Israel dan Tiongkok. Setelah diberlakukannya lockdown yang sangat ketat, Denmark menjadi negara pertama di Eropa yang kembali membuka sekolah untuk melakukan sistem belajar tatap muka pada pertengahan April dan disusul oleh Finlandia. Keputusan ini diambil setelah melihat pertumbuhan kasus Covid-19 yang cukup rendah. Dalam pelaksanaannya, jumlah siswa dalam ruangan dibagi ke dalam dua sampai tiga grup belajar agar meminimalisasi kontak dengan satu sama lain. Jika kondisi cuaca memungkinkan, kegiatan pembelajaran juga seringkali dilakukan di luar ruangan.

Lain halnya dengan Denmark yang dapat terus mempertahankan keamanan akan kesehatan masyarakatnya dalam melanjutkan sekolah kembali, Israel harus menutup kembali sekolahnya dikarenakan terjadi gelombang baru Covid-19. Pada akhir Mei 2020, Israel memutuskan untuk menjadi negara pertama di dunia yang kembali mengundang siswa-siswinya untuk kembali belajar di sekolah setelah mengaku telah berhasil memerangi Covid-19. Namun sayangnya, keputusan tersebut menghasilkan gelombang baru dalam penyebaran kasus Covid-19 di Israel, sehingga ratusan sekolah pun kembali ditutup beberapa hari setelah sekolah dibuka.

Tiongkok juga kembali mengejutkan dunia setelah kerap disebut-sebut sebagai sumber dari pandemi ini. Setelah menganggap dirinya telah berhasil mengatasi ‘transmisi’ pandemi Covid-19, Tiongkok akhirnya kembali membuka kegiatan belajar tatap muka sejak Mei 2020. Proses kegiatan pembelajaran tetap dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, seperti physical distancing. Di beberapa sekolah di Shanghai dan Beijing, pada jam makan siang beberapa siswa di kantin ditempatkan di kursi yang telah ditentukan dengan jarak minimal satu meter dengan satu sama lain. Sedangkan siswa sekolah dasar di Hangzhou menggunakan topi buatan yang bisa mengukur jarak untuk physical distancing sepanjang satu meter.

Dengan melihat negara-negara tersebut, menurutmu, akankah Indonesia siap membuka kembali sekolah dengan pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat?