Bagaimana Cara Untuk Bahagia?

Meskipun banyak buku karya penulis Indonesia yang populer hingga diadopsi menjadi film, masih banyak buku keren lainnya yang justru dipandang sebelah mata. Padahal buku-buku tersebut memiliki pesan menarik dan tidak hanya sekadar membuat para pembacanya baper. Kali ini, WH hadir dengan rekomendasi buku karya penulis Indonesia dengan pesan menarik tentang kehidupan dan kebahagiaan.

1) Hal terbaik dalam hidup adalah menerima bahwa tidak semua yang kita harapkan akan terwujud dan tidak semua yang bersama bisa bersatu.

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye

“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin menceritakan tentang seorang gadis bernama Tania yang menyukai seorang lelaki bernama Danar. Kondisi ekonomi keluarga Tania yang kurang baik membuat Tania dan adiknya, Dede, terpaksa putus sekolah dan menjalani hidup sebagai seorang pengamen. Namun, siapa sangka, menjadi pengamen ternyata membawa keberuntungan bagi Tania. Ia dipertemukan oleh Danar, sosok yang kemudian dijuluki malaikat penolong oleh Tania dan adiknya. Berkat Danar, hidup Tania pun berubah menjadi lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Tania menyadari bahwa rasa kagumnya untuk Danar adalah rasa cinta. Sayangnya, cinta Tania untuk Danar bukanlah cinta yang mudah karena bertahun-tahun mereka hidup sebagai keluarga dan usia mereka yang terpaut jauh yaitu 14 tahun. Kisah cinta Tania semakin rumit ketika Danar memutuskan untuk menikah dengan teman dekatnya, Ratna.

Tere Liye menyampaikan pesan novel ini melalui analogi daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Daun yang jatuh tak pernah melawan ataupun membenci angin dan membiarkan angin membawanya pergi tanpa tujuan pasti sama halnya seperti hidup. Tidak ada yang tahu pasti akan takdir Tuhan, maka hal terbaik dalam hidup adalah menerima bahwa tidak semua yang kita harapkan akan terwujud dan tidak semua yang bersama bisa bersatu. Layaknya daun yang membiarkan angin membawanya pergi, kita juga harus bisa menerima dan melanjutkan hidup.

2) Untuk benar-benar bahagia, kita harus berhenti mengejar kebahagiaan dan menikmati momen yang ada.

The Book of Invisible Questions by Lala Bohang

“Always look on the bright side. For every disaster in your life, you’ll get a discount in the other part of your life.”

The Book of Invisible Questions bukan buku kumpulan puisi pada umumnya yang dituliskan dalam bentuk paragraf. Dalam buku ini, Lala Bohang menuliskan isi pikirannya dalam bentuk pertanyaan dan jawaban. Buku ini mengangkat tema tentang self doubt, kesedihan, dan perasaan takut akan penolakan. Meskipun terkesan abstrak, The Book of Invisible Questions menarik bagi masyarakat Indonesia berkat tulisan yang relatable bagi para pembaca terutama para anak muda. Pertanyaan dan jawaban dalam buku ini adalah hal-hal yang sering kita pikirkan tetapi selalu kita simpan dalam diri paling dalam.

Melalui buku ini, Lala Bohang mengajarkan suatu hal kecil yang penting tapi sering kita abaikan: untuk benar-benar bahagia, kita harus berhenti mengejar kebahagiaan dan menikmati momen yang ada. Mungkin saat ini hidupmu sedang sulit tapi bukan berarti selama sisa hidupmu, kamu tidak akan pernah bahagia. Mungkin saat ini kamu sedang ditimpa kesulitan tapi yang menunggumu di masa depan hanyalah kebahagiaan.

3) Kunci kebahagiaan adalah mencintai diri sendiri.

Bagaimana Tuhan Menciptakan Cahaya by Raka Ibrahim

“Kau bilang, kau telah lupa bagaimana caranya menyayangi dirimu sendiri, tanpa mesti mencari kepastian di mata orang lain. Kau bilang, kau sudah lama tidak bangun dari tidurmu, berkaca, dan sepakat dengan dirimu sendiri bahwa sosok yang tampak di cermin itu adalah perempuan yang layak hidup di dunia. Kau bilang, malam-malam panjang yang kau habisi sendirian tidak bisa ditawar dengan kata-kata cinta apa pun. Karena mau bagaimanapun juga, setiap kata yang aku tuliskan untukmu -termasuk sekarang ini juga- akan percuma, jika nuranimu tidak setuju.”

Terinspirasi oleh buku koleksi dongeng, 1001 Malam, Bagaimana Tuhan Menciptakan Cahaya menceritakan tentang sepasang kekasih yang bertemu untuk terakhir kalinya. Dalam pertemuan ini, si lelaki berperan sebagai pendongeng dan menceritakan berbagai kisah tentang kehidupan, keluarga, cinta, dan kehilangan kepada sang perempuan. Sekilas, buku ini terlihat hanya menceritakan sepasang kekasih yang menghabiskan waktu terakhir bersama. Namun, sebenarnya buku ini menceritakan bagaimana setiap orang menanggung cinta dan hidup dengan cara masing-masing. Buku ini memberikan pesan bahwa kunci kebahagiaan adalah mencintai diri sendiri, karena seberapa besar cinta seseorang padamu, tidak akan bisa menggantikan peran kamu untuk menerima dan menyayangi diri sendiri. Cinta yang begitu besar hanya akan menjadi beban atau malah menghancurkanmu jika kamu belum bisa mencintai dirimu sendiri.