Suatu malam, kamu sedang berada di rumah yang gelap. Tiba – tiba, kamu merasa melihat sebuah wajah di atas sofa yang ada di sana. Kamu mendekat, tapi ketika matamu sudah bisa lebih menyesuaikan dengan keadaan sekitar, kamu menyadari bahwa ‘wajah’ yang kamu lihat hanyalah motif dari kain sofa tersebut. Pernah mengalaminya? Tenang, kamu gak sendiri. Fenomena ini lazim dikenal sebagai Apophenia.
Apophenia adalah fenomena psikis yang terjadi kepada manusia, yang membuat kita dapat melihat sosok wajah di sebuah benda. Apophenia, meski lebih sering terjadi di gelapnya malam hari, adalah fenomena universal yang dapat terjadi kapan pun dan di mana pun, kepada siapapun.
Fenomena ini terjadi karena secara biologis, otak manusia terkondisikan untuk mengenal wajah sesama manusia. Mekanisme biologis ini pun membuat orang sering melihat sosok wajah manusia di berbagai benda mati. Misalnya, jutaan orang meyakini adanya kehidupan di Planet Mars ketika pada tahun 1976, satelit Viking 1 milik NASA mengambil foto sebuah gunung batu di Mars yang bentuknya menyerupai wajah manusia. Publik di Amerika Serikat terpicu oleh histeria mengenai adanya peradaban makhluk asing di Mars yang menjadikannya sebagai salah satu faktor suksesnya film-film dengan genre science fiction.
Para ilmuwan NASA tentunya pesimis terhadap dugaan publik mengenai adanya gunung yang terukir agar berbentuk wajah manusia oleh peradaban makhluk di Mars. 20 tahun kemudian, NASA mengirim kembali misi ke Mars untuk mengambil berbagai gambar topografi, termasuk gunung ‘berwajah manusia’ yang sempat menggemparkan generasi sebelumnya. Namun, berkat teknologi yang lebih akurat, dapat terkonfirmasi bahwa bentuk wajah manusia itu diakibatkan oleh penerangan dari sinar matahari yang menghasilkan bayangan.
Apophenia bukanlah sebuah delusi atau penyakit mental, karena merupakan hal alami bagi manusia. Psikiater Klaus Conrad yang pertama mendeskripsikan fenomena ini menyatakan bahwa mekanisme biologis tersebut dimiliki manusia sejak zaman purba agar dapat mengenal satu sama lain. Dengan mengenal fitur-fitur dasar yang ‘manusiawi,’ manusia dapat dimudahkan untuk saling mengenal dan berinteraksi satu dengan lainnya.
Maka, jika suatu hari nanti kamu merasa melihat sebuah wajah di kegelapan, jangan khawatir. Itu hanya efek samping dari naluri manusia yang membantu kita untuk mengenal satu sama lain. Tentu, kecuali jika wajahnya tiba – tiba bergerak.