Jelang Pemilihan Umum Persatuan Mahasiswa (PUPM) 2022, KPU UNPAR mengadakan debat kedua Calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) pada Senin (21/11) lalu. Debat kedua ini dihadiri oleh kedua pasangan calon Ketua BEM UNPAR periode 2023, yaitu Adito Palendra Rusdianto dan Nadinka Alesya Darmawan dengan nomor urut 1, serta Brandon Nicholas Gunawan dan Steven Hadylaya dengan nomor urut 2. Turut hadir juga beberapa jajaran Persatuan Mahasiswa (PM) meliputi Ketua BEM, Senat Mahasiswa (SM), Badan Pemeriksa (BP), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) dari empat program studi (prodi), yaitu Teknik Industri, perwakilan Fakultas Ekonomi, Ilmu Hukum, serta Filsafat. Adapun topik debat kali ini berfokus pada cara-cara menampung dan mengolah aspirasi dari mahasiswa UNPAR.
Acara debat diawali oleh sesi pertanyaan panelis yang diwakili oleh Ketua BEM periode 2022 yaitu Zulaekha Amalia. Pada kesempatan tersebut, Zulaekha bertanya kepada pasangan Brandon-Steven mengenai transparansi yang akan diterapkan. Pasangan Brandon-Steven menjawab bahwa mereka akan menerapkan transparansi dengan cara open recruitment agar masing-masing program studi dapat memiliki kesempatan yang sama. Lalu, pertanyaan untuk pasangan Adito-Nadinka adalah mengenai bagaimana agar usul dan pendapat dari jajaran PM tidak tumpang tindih. Pasangan dengan nomor urut satu ini menjawab akan menerapkan empat metode yaitu mengumpulkan aspirasi, mengelompokkan ranah dan tanggung jawab, mengklasifikasikan urgensi, dan melihat kesesuaian dengan regulasi kampus serta menerapkannya melalui program kerja.
Kemudian sesi dilanjutkan oleh pertanyaan dari masing-masing PM UNPAR. Perwakilan dari BEM, SM, dan BP memberikan pertanyaan bagi kedua pasangan calon ketua BEM. Salah satu poin menarik dari sesi ini adalah tanggapan dari pertanyaan Ketua BEM periode 2022 mengenai penjaringan aspirasi. Pasangan Adito-Nadinka menjawab secara konsisten melalui empat metode yang telah dijelaskan sebelumnya dan melalui program safari yang akan dilakukan kepada setiap program studi. Berbeda dengan pasangan Brandon-Steven yang memiliki metode dengan tiga cara yaitu tertulis, lisan, dan forum group discussion. Hal ini dilakukan agar dapat mendengar aspirasi dengan efektif dan dapat berdiskusi mengenai solusi yang akan dilakukan.
Setelah sesi pertanyaan dari panelis dan perwakilan PM UNPAR, acara debat ini dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dari empat HMPS yang telah hadir. Selama menjawab pertanyaan, kedua pasangan Calon Ketua BEM memiliki pernyataan yang sangat jelas dan berbeda. Pasangan Adito-Nadinka lebih mengedepankan untuk turun langsung ke mahasiswa jika terdapat perbedaan dan menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya. Di sisi lain, pasangan Brandon-Steven lebih menekankan mengenai negosiasi dengan masing-masing ketua HMPS untuk mendiskusikan keresahan mahasiswa yang terjadi di dalam program studi masing-masing.
Acara debat ditutup dengan closing statement dari masing-masing paslon. Dalam pemaparan closing statement, pasangan Brandon-Steven lebih menekankan bahwa pemimpin harus dapat menyelesaikan keresahan-keresahan yang dirasakan mahasiswa. “Anda kami kita adalah rekan seperjuangan untuk membawa aksi bersama dengan Agnitriasih!” ujar Brandon dan Steven sebagai penutup.
Sementara itu, pasangan Adito-Nadinka mengedepankan mengenai efektivitas, efisiensi, dan aspirasi yang harus dimiliki oleh masing-masing pemimpin organisasi dalam closing statement mereka. Pasangan ini berpendapat bahwa pemimpin juga harus bisa mewujudkan kepentingan bersama dan mewadahi cita-cita mahasiswa. Pasangan Adito-Nadinka menutup pemaparan closing statement dengan menyuarakan tagline mereka, yakni “satu haluan, satu gerakan, bangkitkan ambisi wujudkan mimpi.”