“Saya udah lama mau kerja di Kemlu karena tradisi keluarga yang banyak bekerja menjadi aparat pemerintah, ditambah passion pribadi yang memang suka sama isu internasional. Maka itu saya menggabungkan semangat pengabdian dari keluarga dan passion saya terhadap HI di Kemlu. Penting untuk kita menemukan passion kita masing-masing, tapi jangan menutup mata untuk area lain. Intinya jangan sampai melakukan sesuatu yang membuat kita tersiksa.
Dulu saya orangnya bisa dibilang HI banget, Kemlu harga mati, lah. Tapi setelah kerja dengan Presiden Jokowi dan ketemu banyak pemimpin dunia, saya sadar bahwa PR terbesar Indonesia ada dalam bangsa kita sendiri. Sepiawai apapun mesin diplomasi kita ke negara luar, kalau dalam negeri saja banyak yang harus dibenahi, itu akan berat.
Harapan saya pastinya ingin bermanfaat bagi banyak orang, selesai lulus S2 saya ingin tetap kerja di pemerintahan, terutama di bidang pembuatan kebijakan. Semoga dengan hal itu bisa jadi kontribusi saya meskipun ga signifikan. Saya tahu tidak mudah untuk mengubah ketergantungan Indonesia yang sampai sekarang masih mempromosikan sumber daya alam, sementara negara lain sudah menghasilkan barang jadi.
Tapi negara lain saja bisa bertransformasi, masa Indonesia tidak?”