Bulan Juli 2020, Mahkamah Agung Spanyol membuka penyelidikan atas kasus keterlibatan mantan raja Spanyol, Juan Carlos, dalam proyek kereta api kecepatan tinggi di Arab Saudi. Selain melibatkan perusahan-perusahaan dari Spanyol, proyek pembangunan jalur kereta Mekah-Madinah ini juga melibatkan bank dari Swiss. Pejabat anti-korupsi Spanyol mencurigai Carlos menyimpan sejumlah dana terlarang yang tidak dideklarasikan oleh bank di Swiss. Bahkan, investigasi kasus yang sama pun sedang berlangsung di Swiss.
Pada Senin (03/08/20), Juan Carlos mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan negara Spanyol. Keputusan ini disampaikan melalui surat yang ia tulis untuk putranya, Raja Felipe, yang kemudian diunggah pada situs kerajaan. Ia mengatakan akan tetap hadir jika jaksa memerlukan dirinya untuk memberikan keterangan. Beberapa media Spanyol seperti La Vanguardia dan El Confidencial melaporkan bahwa Carlos sedang transit di Portugal sebelum kemudian menuju ke Republik Dominika. Namun, tidak ada yang mengetahui secara pasti keberadaan Carlos.
Beragam reaksi bermunculan dari masyarakat Spanyol atas tindakan mantan rajanya yang dianggap lari dari tanggung jawab. Mereka merasa tindakan apa yang dilakukan oleh sang mantan raja merupakan tindakan tidak terpuji yang harus segera diusut. Namun, ada juga yang merasa apa yang dilakukan oleh Carlos tidak berlebihan dan harus tetap dihargai. Seperti yang disampaikan oleh Santiago Pradas, hal ini tidak adil bagi Carlos, karena masih banyak politisi lain yang melakukan tindak korupsi dengan jumlah berkali-kali lipat lebih besar.