Kunjungan Luar Negeri Perdana Kamala Harris Undang Kritikan Pihak Republik

Sumber: AFP/Jim Watson

Kamala Harris resmi melakukan kunjungan luar negeri pertamanya sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Pada Minggu (6/6), Harris melakukan kunjungan ke Guatemala untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas beberapa hal termasuk masalah imigran ilegal di perbatasan selatan Amerika Serikat. Sebelum melakukan kunjungan, Harris diberikan tugas oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk menyelesaikan masalah peningkatan jumlah imigran yang datang ke perbatasan Amerika Serikat.

Sejak masa kepemimpinan Biden-Harris dimulai pada Januari lalu, jumlah imigran yang datang ke perbatasan Amerika Serikat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari Custom and Border Protection (CBP) Amerika Serikat, lebih dari 178.000 imigran mencoba melewati perbatasan pada April 2021. Setidaknya 110.000 dari mereka berhasil ditangkap dan dipulangkan kembali oleh pihak CBP. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3% dari jumlah pada bulan Maret. Mayoritas imigran ini berasal dari wilayah Amerika Tengah yaitu dari negara Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Untuk mengatasi masalah ini, Harris melakukan kunjungan ke Guatemala sebagai salah satu negara asal mayoritas imigran.

Dalam pertemuan ini, Harris mengatakan bahwa akar permasalahan dari migrasi ilegal adalah kesulitan ekonomi akibat beberapa hal seperti perubahan iklim dan pandemi COVID-19. Harris juga menambahkan bahwa korupsi dan perdagangan narkoba ikut memperburuk kondisi ekonomi Guatemala. Menanggapi pernyataan Harris, Giammattei mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi permasalah korupsi dan perdagangan narkoba dengan baik. Selain itu, Giammattei juga menambahkan bahwa akar permasalahan yang harus menjadi fokus adalah masalah kemiskinan bukan masalah korupsi.

Dalam pertemuan ini juga, kedua negara memutuskan untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah tersebut dan menciptakan lingkungan yang lebih baik. Contoh kerja sama yang akan dilakukan adalah pengiriman vaksin COVID-19 sebanyak 500.000 dan investasi sebesar USD 48 juta untuk mendukung kewiraswastaan di Guatemala. Melalui konferensi pers yang dilakukan setelah pertemuan ini, Harris menegaskan kepada masyarakat Guatemala untuk tidak melakukan migrasi secara ilegal. “Jangan datang. Jangan datang. Amerika Serikat akan terus menegakkan hukum dan menjaga perbatasan kami. Jika kalian datang, kalian akan kami pulangkan,” tegas Harris dalam konferensi pers tersebut.

Kunjungan perdana Kamala Harris ini mengundang kritik dari pihak Republik. Dilansir dari The Dallas Morning News, Pihak Republik mengatakan bahwa Harris tidak melakukan usaha yang cukup untuk mengatasi permasalahan migrasi dan perbatasan. Mereka menekankan pada kenyataan bahwa Harris tidak pernah sekalipun mengunjungi perbatasan padahal masalah perbatasan merupakan tanggung jawabnya. Tidak hanya ditujukan pada Harris, kritikan pihak Republik juga ditujukan kepada Biden dan kebijakannya terkait perbatasan selatan Amerika Serikat. Beberapa anggota Dewan Perwakilan AS dari partai Republik mengungkapkan kritikan tersebut secara publik. Senator Ted Cruz kerap mengkritik pemerintahan Biden-Harris melalui Twitter pribadinya. Cruz mengatakan bahwa Biden dan Harris tidak memiliki solusi untuk mengatasi masalah perbatasan dan tidak terlihat peduli akan masalah tersebut.

Tidak hanya Ted Cruz, Nicole Malliotakis juga ikut mengkritik Harris. Melalui Twitter resminya, ia mengatakan bahwa Harris seharusnya berada di perbatasan bukan di Guatemala untuk mengatasi masalah ini. “Sudah 75 hari sejak anda (Harris) dipilih untuk menyelesaikan #BidenBorderCrisis. Alih-alih berada di Guatemala, anda seharusnya berada di 1.300 mil utara bertemu dengan CBP, penegak hukum, dan pejabat pemerintah untuk melihat dan membenarkan krisis yang terjadi akibat kebijakan anda!” tulis Malliotakis di Twitter. (ZN)