Masa Depan Anak HI bukan cuma Diplomat

“Oh, kamu masuk jurusan Hubungan Internasional? Mau jadi diplomat, dong!” Mungkin perkataan itu sudah sering dijumpai oleh para mahasiswa Hubungan Internasional. Diplomat adalah stereotip yang paling melekat bagi mahasiswa HI, seolah-olah mencap bahwa lulusan HI pasti akan bekerja sebagai diplomat. Tidak dapat dipungkiri, mahasiswa jurusan HI mempelajari segala hal mengenai dunia internasional. Sebut saja mulai dari sejarah perang, sifat-sifat negara, berbagai macam strategi negara serta politik di dalamnya. Namun, apakah adil jika jurusan HI selalu terpaku untuk menjadi diplomat?

Mendapatkan jurusan yang diinginkan mungkin menjadi suatu pencapaian tersendiri bagi mahasiswa baru. Bertemu dengan sejumlah orang dengan cita-cita, pemikiran, maupun tujuan yang sama menjadi nilai tambah bagi mereka. Namun, persamaan itulah yang terkadang mendukung munculnya stereotip atau miskonsepsi tentang jurusan perkuliahan itu sendiri. Bagi kasus mahasiswa Hubungan Internasional, miskonsepsi ini ditambah lagi dengan tekanan yang diberikan orang-orang tentang bagaimana mahasiswa HI harus berkecimpung di ekstrakulikuler yang tidak jauh dari profesi diplomat itu sendiri.

Sumber: UN Photo/Loey Felipe

Padahal, dalam proses mempelajari ilmu HI, mahasiswa diberikan berbagai macam mata kuliah yang berbeda. Mulai dari ekonomi, politik, gender, hingga media mereka pelajari. Mahasiswa HI mempelajari sedikit dari banyak hal. Fakta inilah yang menandakan perbedaan jurusan HI dengan jurusan lainnya seperti jurusan kedokteran atau arsitektur yang memiliki spesialisasinya sendiri. Karena perbedaan ini juga, tidak heran jika mahasiswa HI dianggap kurang memiliki spesialisasi karena mempelajari berbagai mata kuliah hanya dipelajari “kulitnya” saja.

Meskipun demikian, sifat HI yang dinamis bisa menghantarkan mahasiswanya untuk mengeksplorasi lebih banyak kesempatan dan tantangan di dunia nyata. Walau memang, akan selalu ada tuntutan untuk menghadirkan upaya pribadi untuk perkembangan diri sendiri dalam mempelajari HI. Seperti contohnya, upaya untuk mencoba hal-hal baru yang bahkan jauh dari pembahasan di kelas yang akan membentuk cara pikir seorang individu untuk menjalani kehidupannya. Pemahaman akan isu dan kejadian yang ada di dunia-lah yang akan membawa mahasiswa HI ke tempat-tempat yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.

Opsi karir yang variatif terbuka untuk lulusan HI. Motivasi untuk membantu membuat perubahan sekecil apapun sehingga berdampak pada dunia mungkin selalu dipegang oleh lulusannya. Itulah mengapa banyak yang akhirnya berkarir sebagai jurnalis, bekerja di sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), atau bahkan menjadi seorang penulis dan penyanyi.

Mempelajari Ilmu Hubungan Internasional tapi tidak memiliki cita-cita untuk menjadi diplomat bukanlah suatu hal yang salah. Menjadi anak HI tidak harus selalu membahas tentang perang dan politik internasional. Jurusan HI lebih dari sekadar membicarakan politik. Perspektif dan pemahaman baru tentang dunia yang lambat laun hadir ketika sedang mempelajari Ilmu HI akan memberikan opsi bagi mahasiswa untuk menentukan jalan hidupnya. Pada akhirnya, segala impian atau cita-cita seseorang ditentukan oleh individu itu sendiri. Banyak hal yang dapat dilakukan dan diberikan oleh lulusan HI dengan memanfaatkan segala kesempatan sebaik mungkin, dan tanpa hidup dalam ekspektasi orang lain.

Selamat datang mahasiswa baru, para calon diplomat dan non-diplomat. Saatnya kita semua membuka lembaran baru di semester yang baru ini. Selamat belajar dan semoga berhasil.