‘Polisi’ Cilik dalam Perang Narkoba Meksiko

Apa yang KawanWH bayangkan ketika mendengar kata ‘Meksiko’? Mungkin hal pertama yang muncul adalah hal-hal trivial seperti budaya Dia de los Muertos atau kuliner khas taco dan salsa. Tapi, mungkin ada juga yang mengasosiasikan Meksiko dengan tingkat kriminalitas yang tinggi akibat gerakan kartel narkoba. Sayangnya, realita pahit inilah yang harus dihadapi masyarakat Meksiko dalam kehidupan sehari-harinya, karena kekerasan dan tindak korupsi di Meksiko erat hubungannya dengan politik geng narkoba. Masyarakat Meksiko pun akhirnya memutuskan untuk melindungi komunitas sosial dan keluarga dengan cara ekstrim, termasuk melibatkan anak-anak di bawah umur.

Di awal tahun 2020, muncul video viral di media sosial dan berita Amerika Serikat yang menunjukkan anak-anak dalam posisi siap tempur, memegang senapan kayu sembari diiringi pidato pelatih perempuan yang memproklamasikan organisasi berinisial CRACF-PF (Bahasa Spanyol, Coordinadora Regional de Autoridades Comunitarias-Pueblos Fundres, Koordinasi Regional Otoritas Daerah Pueblos Fundres). Organisasi militan berbasis di kawasan pribumi kota Guerrero ini memiliki visi-misi untuk menciptakan perlindungan dan keamanan berbasis komunitas lokal dalam menghadapi kartel narkoba berbahaya Los Ardillos dan Los Rojos. CRACF-PF tidak ragu-ragu untuk merekrut anak-anak berusia 6-19 tahun dan membekali mereka dengan pelatihan senjata api setelah kejadian penyerangan tragis desa tersebut oleh Los Ardillos. Warga desa mendukung persenjataan anak-anak tersebut untuk ‘mempersiapkan anak-anak dalam membela diri ketika kehilangan baik ibu atau ayahnya’ dalam konflik antargeng narkoba dan masyarakat lokal.

Kritik dari pemerintah Meksiko mengalir seiring dengan meningkatnya popularitas liputan jurnalistik media internasional Vice News dan BBC mengenai CRACF-PF. Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengomentari pelatihan dan tindakan merekam ‘polisi’ anak-anak tersebut sebagai ‘bentuk penyiksaan’. Respon negatif juga disuarakan oleh warganet. Beberapa warganet tidak menyetujui tindakan mempersenjatai anak-anak dan mengharapkan masalah kriminalitas geng narkoba ini terfokuskan pada orang tua dan pihak berwenang saja. Namun, melihat peningkatan jumlah kematian anak-anak di Meksiko karena kekerasan kartel narkoba serta pengabaian hak perlindungan anak oleh pemerintah dan penegak hukum, bergabungnya anak-anak dalam organisasi keamanan ini seakan dapat dibenarkan.

Setengah populasi Meksiko hidup di bawah garis kemiskinan, menyebabkan problematika multidimensional yang bukan hanya sekadar permasalahan keadilan dan kesejahteraan sosial: ada juga ancaman nyata berupa peningkatan kriminalitas berbasis narkoba. Pemerintah dan lembaga negara yang korup dan tidak peduli menyebabkan anak-anak Meksiko harus was was menghadapi kekerasan mafia narkoba dalam lingkungan sosial mereka.

Alih – alih dilindungi dan mengembangkan diri, perlindungan diri dan pencarian rasa aman menjadi urgensi utama dalam keseharian anak-anak Meksiko. Dinamika kehidupan yang mencekam ini bukanlah hal yang ideal bagi perkembangan anak, namun kenyataan ini memaksa anak-anak memilih opsi untuk mandiri dalam perlindungan diri, daripada diam dan membiarkan masa depan mereka hancur di tangan kartel.

Kisah cerita ‘polisi’ cilik Meksiko ini membuka perspektif baru kita mengenai kesejahteraan anak. Tidak diperhatikannya anak-anak yang buta huruf, malnutrisi dan yatim piatu sudahlah lazim dalam kehidupan masyarakat Meksiko. Namun, ketika mereka memegang senjata demi melindungi hak mereka sendiri, pemerintah dan warga yang lebih beruntung langsung panik dan memperhatikan anak-anak tersebut. Keberadaan CRACF-PF dan korban anak kekerasan geng narkoba seharusnya dapat dihindari apabila pemerintah Meksiko mampu menegakkan hak asasi anak yang inklusif dan terinstitusionalisasi. Tetapi, kewajiban pemerintah yang paling mendasar ini tampaknya sulit dilaksanakan di negara yang masih mengalami konflik yang kompleks.

Anak memiliki peranan penting sebagai penerus bangsa, tapi pemerintah Meksiko masih belum memastikan kesejahteraan, keamanan dan perlindungan demografi termuda di negaranya sendiri. Jika Pemerintah Meksiko terus tidak menjamin hak dasar bagi anak, anak-anak ini akan terus menghadapi dilema pahit antara memegang senapan dan melindungi diri, atau berkontribusi meningkatkan angka statistik kematian akibat kriminalitas narkoba.

“Pemerintah dan lembaga negara yang korup dan tidak peduli menyebabkan anak-anak Meksiko harus was was menghadapi kekerasan mafia narkoba dalam lingkungan sosial mereka. Alih – alih dilindungi dan mengembangkan diri, perlindungan diri dan pencarian rasa aman menjadi urgensi utama dalam keseharian anak-anak Meksiko.”