Surat Beracun Untuk Trump: Mengancam si Pengancam

Sumber: BBC News

Di tengah keterpurukan citra Amerika Serikat (AS) di mata dunia, Trump dikirimi surat mengandung racun risin di dalamnya. Seorang perempuan bernama Pascale Ferrier asal Kanada menuliskan surat permintaan agar Trump mengundurkan diri dari pemilihan Presiden AS. Di dalam surat tersebut, Ferrier menyebut Trump sebagai “The Ugly Tyrant Clown” atau badut tiran yang jelek dan berharap Trump menyukai hal tersebut. Perempuan yang diketahui memiliki rekam jejak pidana ini melanjutkan suratnya dengan menulis “Anda menghancurkan AS dan membawa mereka pada bencana.”

Surat dengan racun risin yang Ferrier kirimkan ini disebutnya sebagai “hadiah khusus” agar Trump membuat keputusan untuk segera menyerah dari pemilihan presiden November mendatang. Sementara jika tidak , ia mengancam dapat menemukan ‘resep’ yang lebih baik untuk racun lainnya atau bahkan datang dengan menggunakan pistol.

Berbicara mengenai risin, ini bukanlah kali pertama seorang tokoh dunia menjadi target dari pengiriman racun tersebut. Memang, pada dasarnya racun risin yang berasal dari biji buah jarak ini sangat berbahaya dan bersifat mematikan. Apabila terhirup, maka risin ini dapat menyebabkan terjadinya sesak dada, gangguan pernapasan, demam, batuk, dan mual. Tokoh dunia lainnya yang menjadi sasaran pengiriman risin adalah mantan presiden AS Barack Obama dan juga saudara kandung pemimpin Korea Utara Kim Jong Nam. Bagi Trump sendiri, surat beracun ini merupakan yang kedua kali dikirimkan kepadanya, setelah sebelumnya ia pernah mendapat surat berisi risin yang dikirimkan oleh seorang veteran Angkatan Laut AS pada tahun 2018 silam.

Kejadian ini tentu tidak lantas membuat perjuangan Trump untuk pemilu AS nanti berhenti. Pada 3 November mendatang, Trump akan bersaing dengan rivalnya Joe Biden untuk memperebutkan kursi Presiden AS. Mantan Wakil Presiden AS, Joe Biden dinilai lebih unggul dibandingkan Trump terkait potensinya dalam menangani pandemi Covid-19 maupun isu rasisme. Di mata sebagian dari masyarakat AS, Biden dipandang dapat menjadi titik terang dalam mengatasi pandemi, layanan kesehatan, resesi, imigrasi, persatuan, dan kegelisahaan akan isu-isu sosial.

Sementara itu, hampir 4 tahun Trump menjabat, kinerjanya menuai begitu banyak kritik. Kepemimpinannya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang seringkali bersifat kontroversial. Bahkan tak jarang kepribadiannya dinilai anti sosial, agresif, narsis, dan sadis. Dalam kepemimpinannya, tidak jarang Trump dianggap sebagai ‘pembawa ancaman’ bagi demokrasi AS.

Trump juga menyebutkan bahwa dirinya menolak untuk memindahkan kekuasaan secara damai usai pemilihan presiden mendatang. Senator Bernie Sanders, mantan bakal calon presiden dari Partai Demokrat, juga mengatakan bahwa Trump merupakan ancaman besar bagi demokrasi AS. Bagi Sanders, saat ini demokrasi AS berada dalam bahaya. Bahkan, secara tegas dirinya mengungkapkan bahwa pemilihan presiden mendatang bukanlah antara Trump dan Biden, melainkan antara Trump dan demokrasi: “… this is an election between Donald Trump and democracy – and democracy must win,” ujar Sanders.