The Goal Digger: Monica Amadea

Menjadi anak rantau kadang membuat sejumlah mahasiswa bekerja lebih giat untuk sekadar mendapatkan uang jajan tambahan. Tidak terkecuali Monica Amadea, alumni HI Unpar yang lulus tahun 2018. Ia melahirkan lini pakaian Monomolly karena berawal dari keinginan menambah pendapatan sebagai anak kost-an. Bisnis fesyen Monica ini berlanjut sampai sekarang, dan menjadi salah satu brand fesyen langganan perempuan Indonesia. Di balik pesatnya perkembangan brand Monomolly, ada kerja keras Monica dalam mengendalikan bisnis ini, yang ternyata terpupuk dari keaktifannya saat ikut organisasi saat kuliah di HI Unpar.

“Kegiatan organisasi aku di HI Unpar berperan banget untuk aku. Meskipun dalam skala kecil (kampus), kita diajarin untuk bertanggung jawab, take part dalam sesuatu, menyelesaikan masalah, ketemu banyak vendor atau dosen, menurut aku itu sebuah pembelajaran.” Monica juga merasa pengalamannya selama menjadi mahasiswa Hubungan Internasional bermanfaat bagi dirinya untuk menjalankan bisnisnya sekarang. Seperti ilmu diplomasi yang secara tidak langsung ia praktikkan saat menjalani bisnisnya.

Kehidupan seorang pemilik bisnis, ternyata tidak se-glamor yang kita bayangkan. Realitanya, banyak hal yang harus dijalankan Monica dengan tidak mudah. Ia merasa setiap hari pasti ada saja tantangan kecil yang harus dia hadapi. Terlebih lagi, di kala pandemi ini, yang menjadi sebagai sebuah tantangan baru bagi pemilik bisnis manapun. “Awalnya pembeli lebih turun dari biasanya, aku ada proyek photoshoot jadi tidak bisa karena waktu itu lockdown.”

Namun, Monica tidak membiarkan pandemi ini menjadi alasan untuk terpuruk. Ia kembali fokus menjalani bisnisnya. “Awalnya kaget, tapi aku berusaha langsung adaptif dengan keadaan, oke gaya produknya kita harus berubah nih di masa pandemi ini, mungkin orang kalau di rumah lebih suka gaya tertentu, jadi kita cari produk yang lagi tren masa pandemi ini apa.”

Memiliki prinsip untuk terus dan mencari jalan keluar dari masalah yang ada, Monica tidak mengeluh dan pasrah. Justru dengan menjalani sebuah tantangan yang ada, Monica merasa akan lebih mudah baginya untuk menghadapi masalah yang sama di kemudian hari. “Dalam dunia bisnis, pandemi ini membuat semua kaget banget. Tapi menurut aku sebagai entrepreneur, justru di masa-masa seperti inilah akan kelihatan kualitas suatu brand, karena kita dituntut untuk kreatif dan lebih tangguh lagi untuk menemukan jalan keluar dari masalah ini,” ucap mantan ketua Kabaret PMKT ini.

Selain berbagai tantangan yang dihadapi Monica tahun ini, ia tetap merasakan hal positif dari adanya pandemi. Tidak hanya karena pembelian Monomolly yang akhirnya naik, Monica merasa secara mental ia semakin lebih kuat dan tangguh. “Silver lining yang aku dapat dari tahun ini adalah aku merasa jauh lebih tangguh. Aku juga merasa, inovasi produk Monomolly malah lebih kreatif. Coba kalau gak ada pandemi, aku pasti bikin produk yang gitu-gitu aja. Tapi sekarang aku jadi harus mikir 2 kali lebih kreatif, dan 2 kali lebih cerdik lagi dalam menyiasati kondisi yang ada.”

Sama seperti banyak orang di luar sana yang merasakan adanya perubahan dalam diri mereka pada masa pandemi ini, ada hal baru pula yang ditemukan Monica dalam dirinya. Sebelumnya, ia selalu merasa menjalankan apapun harus dilakukan bersama orang lain. Namun sekarang, ia mendapati dirinya mampu untuk melakukan berbagai hal dengan mandiri. “Selama ini aku kira aku harus punya pasangan, punya temen dan genk yang ketemuan terus, aku baru sadar ternyata aku bisa loh survive sendiri. Aku tetap utuh with or without them.”

Melakukan pekerjaan yang menuntutnya harus meng-update media sosialnya hampir setiap hari, tak bisa dipungkiri membuat Monica terkadang merasa overwhelmed. Namun, Monica menempatkan dirinya kembali menjadi bersyukur dengan apa yang sudah ia dapatkan. “Sekarang Tuhan menempatkan aku di tempat ini, dan ada orang yang mau di posisi aku ini, aku yang udah di posisi ini malah komplain, kan gak fair menurut aku,” Dengan segala kesulitan yang berubah menjadi pengalaman berharga baginya, Monica berpesan:

“Menurut aku, salah satu faktor penting dalam menjalani hidup tuh, kalau Tuhan lagi placing kamu di suatu tempat yang ada tantangannya, yaudah jalanin dan nikmatin semaksimal mungkin. Kalau kita mengeluh terus, justru gak akan kelar masalahnya. Saat ini, everyone is handling their own battle, kok. Jadi jangan dibikin ribet, dijalankan, dan disyukuri saja.”