Banyak Terjerat Skandal, Perdana Menteri Inggris Akhirnya Mengundurkan Diri

PM Inggris Boris Johnson Akan Mundur
Sumber : Detik.com

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (7/7) setelah hampir 60 orang pejabat Inggris mengundurkan diri sebelum dirinya. Di depan pintu rumah 10 Downing Street, Boris menyampaikan pidato pengunduran dirinya. “Sekarang sudah jelas keinginan parlemen Partai Konservatif untuk adanya pemimpin baru dari partai tersebut, dan sekaligus perdana menteri baru,” ucapnya tanpa mengeluarkan kata-kata pengunduran diri secara eksplisit, seperti dikutip dari CNN pada Kamis (7/7).

Dilansir dari CNBC, Boris mengaku “sedih” harus meninggalkan posisinya sebagai Perdana Menteri Inggris. Namun, dia meyakini bahwa di dunia politik, semua orang dapat diberhentikan secara paksa. Lebih lanjut, dalam pidatonya, Boris juga berterima kasih kepada banyak pihak. Boris berterima kasih kepada istrinya, Carrie Johnson, National Health Service, angkatan bersenjata Inggris, dan para staf pemerintahan Inggris. Terlebih, dia memberikan ucapan terima kasih yang mendalam bagi publik Inggris. “Di atas semua (itu), saya ingin berterima kasih kepada Anda, publik Inggris, atas kedudukan luar biasa yang telah Anda berikan pada saya,” ujarnya seperti dikutip dari CNBC.

Rangkaian Skandal Boris

Pengunduran diri Boris diakibatkan oleh serangkaian skandal dan kasus yang membuat publik dan anggota pemerintah Inggris tidak lagi hormat kepadanya. Mengutip dari BBC, skandal pertama yang mencoreng nama Boris adalah skandal yang melibatkan Ketua Deputi Pengawas Pemilu (Deputy Chief Whip) Inggris kala itu, Chris Pincher. Catatan dari The Guardian menyatakan bahwa Chris Pincher dituduh pernah melecehkan dua orang pria dalam sebuah pesta pada tahun 2001. Namun, Boris memutuskan untuk mengangkat Chris Pincher ke dalam parlemennya tanpa mempertimbangkan skandal tersebut pada tahun 2019. Dilansir dari Sky News, Boris kemudian meminta maaf kepada publik atas kelalaiannya. “Kalau saya bisa memutar waktu kembali, saya akan lebih memikirkan hal itu (pengangkatan) dan menyadari bahwa dia (Chris Pincher) tidak akan belajar apapun dan dia tidak akan berubah, dan saya sangat menyesalinya,” tegasnya.

Lalu, pada Desember 2021, mantan ketua Partai Konservatif Inggris itu kembali mencoreng namanya sendiri. Boris dan rekan-rekan pejabat parlemen lainnya kedapatan menghadiri sebuah pesta natal ketika London sedang menerapkan pembatasan sosial level 3. Menurut laporan dari Mirror, Boris juga menolak anjuran dari para dokter untuk memberlakukan pelarangan berkumpul bagi masyarakat Inggris selama perayaan natal. “Kita tidak mau orang-orang membatalkan acara-acara seperti itu,” ujar Boris. Tidak sampai di situ, Al Jazeera juga mengabarkan bahwa Boris kembali menghadiri pesta, tepatnya pesta ulang tahunnya, pada Juli 2022 di 10 Downing Street. Boris kemudian menolak klaim tersebut dengan menyatakan bahwa dia “tidak mengetahui” akan diadakan pesta ulang tahun untuknya.

Walaupun demikian, Boris tidak menunjukkan adanya rasa bersalah terhadap skandal-skandal tersebut. Alih-alih merasa bersalah, Boris malah menyalahkan pengunduran dirinya pada rekan satu partainya yang dia rasa telah berkomplot melawannya. Mengutip dari CNN, Boris juga sudah mencoba untuk meyakinkan kembali rekan-rekannya. “Selama beberapa hari terakhir, saya telah berusaha meyakinkan rekan-rekan saya bahwa akan sangat eksentrik untuk merombak pemerintahan ketika kita (pemerintah Inggris di bawah Boris) sudah meraih banyak pencapaian, dan ketika situasi perekonomian domestik dan internasional sedang sulit,” ucapnya lagi. Namun, upaya Boris dalam meyakinkan rekan-rekannya tersebut rupanya tidak berhasil.

Selanjutnya Untuk Inggris

Walaupun sudah resmi mengundurkan diri, Boris tidak akan langsung meninggalkan posisinya sebagai perdana menteri. Ia hanya akan langsung turun dari posisinya sebagai pemimpin Partai Konservatif. Dilansir dari CNN, Boris akan menjadi perdana menteri sementara hingga pemimpin baru ditentukan, sembari menunjuk beberapa anggota kabinet baru. Adapun hal ini disebabkan oleh proses pengunduran diri dan pemilihan perdana menteri baru akan memakan waktu setidaknya enam minggu. Meskipun demikian, banyak politisi Inggris yang merasa bahwa waktu tersebut terlalu lama dan ingin Boris meninggalkan posisi tersebut secepatnya.

Meski telah terdapat beberapa nama yang mengajukan diri, Boris sendiri belum secara langsung menunjuk penerusnya. Kandidat tersebut antara lain Liz Truss (Menteri Luar Negeri Inggris), Rishi Sunak (mantan kanselir), Penny Mordaunt (mantan Menteri Pertahanan Inggris), dan Jeremy Hunt (mantan Menteri Kesehatan Inggris). (IS)