“Aku tidak percaya diri karena aku pasti akan gagal”
Pernahkah KawanWH mengalami overthinking dan mempertanyakan hal seperti di atas? Mungkin KawanWH berpikir bahwa mempertanyakan diri sendiri adalah hal yang wajar, tetapi apakah KawanWH menyadari bahwa yang dilakukan menandakan adanya luka batin? Menurut seorang pastor pakar penyembuhan dan harapan bernama Richard McAlear dalam bukunya The Power Of Healing Prayer, luka batin merupakan perasaan takut, cemas, dan ketidakberdayaan seseorang dalam menghadapi pengalaman yang menyakitkan. Ketika hendak bangkit dari patah hati, pengalaman gagal, atau kekecewaan, apakah KawanWH sudah benar-benar sembuh dan berdamai dengan realita, atau hanya sekedar mengabaikan luka tersebut?
Berteman dengan Sepi
Jalan menuju sembuhnya luka batin merupakan jalan yang panjang dan sepi. Namun, perlu KawanWH ketahui bahwa sembuhnya satu luka menandakan awal dari sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih baik bagi KawanWH. Seorang guru dan penulis spiritual bernama Yong Kang Chan mengatakan “Rasa sakit itu perlu dikenali dan diakui. Menghindari rasa sakit sama dengan menyangkalnya”.
Kristin Neff, seorang profesor di Universitas Texas juga berjasa dalam perjalanan Siti sembuh dari luka batin dulu kala. Ia menjelaskan bahwa KawanWH harus mengenali siapa dirimu dan membangun self-compassion, sebuah upaya untuk kita dapat memahami, mengasihi, memberikan kebaikan dan menerima diri. Terkadang KawanWH perlu menganggap diri kamu sebagai teman agar KawanWH dapat belajar untuk memberikan dukungan di samping kesalahan, mudahnya, ketika seorang teman mengalami kegagalan, KawanWH tidak akan menyalahkan dan membenci mereka. Siti juga berharap KawanWH akan mencintai diri kamu seperti kamu mencintai orang lain.
Menjadi Hadir untuk Diri Sendiri
Siti baru mempelajari bahwa tidak ada proses yang absen dari tantangan yang menghambat progres. Seringkali hadir pemikiran bahwa semua upaya yang telah dilakukan tidak akan berhasil. Terkadang Siti merasa sangat kesepian karena tidak memiliki tempat untuk mencurahkan isi hati dan berkeluh kesah. Namun, KawanWH jangan khawatir karena kamu punya Siti di sini! Perasaan sepi itu dapat diatasi dengan mencari suasana di lingkungan yang baru dan belajar untuk berkenalan dengan orang baru!
Siti ingin memperkenalkan kalian pada Brendan Fraser, aktor The Mummy era 90-an. Namun, perlu KawanWH ketahui bahwa kesuksesan yang Brendan miliki kini tidak luput dari fase berdamai dengan luka batin. Ada begitu banyak tantangan yang Brendan lalui dalam prosesnya sampai hari in. Besar sebagai aktor ternama pada tahun 90an menjadi titik awal perjuangan Brendan untuk berdamai dengan luka di dalam hidupnya.
Di puncak karirnya sebagai aktor laga dan komedi, Brendan harus vakum dari genre kesayangannya usai mengalami cedera yang mengharuskannya melakukan beberapa operasi dan juga mengalami blacklist usai mengangkat suara mengenai pelecehan seksua yang ia terima dari dari mantan presiden Asosiasi Pers Asing Hollywood. Afton Smith, istri Brendan pada waktu itu, mengajukan gugatan cerai dan menuntutnya $900,000 dolar AS. Walaupun pada saat itu Brendan kehilangan banyak hal, Brendan tidak pernah kehilangan dirinya. Ia tetap percaya diri dan berdamai dengan lukanya, sampai ia kembali berperan sebagai Charlie pada film The Whale yang membawanya pada kemenangan Academy Award kategori Best Actor pada tahun 2022.
Awal yang BaruBerteman dengan sepi adalah untuk menjadi hadir bagi orang yang harus kita maafkan dan kita syukuri, diri kita sendiri. Nyatanya, setiap orang memiliki luka batin yang berbeda, dan membutuhkan penyelesaian yang berbeda juga. Siti paham bahwa proses penyembuhan ini merupakan proses yang panjang. Maka, mari kita belajar berdamai dengan luka untuk memulai awal yang baru bersama! Mulai hari ini, jangan lupa untuk selalu memberikan apresiasi bagi diri sendiri agar lebih berani mengambil langkah yang baru!