GINTRE 2023: Urgensi Pengelolaan Limbah Internasional

Gathering and Introducing International Relations (GINTRE) 2023 hadir kembali dengan tema “Enhancing International Waste Management Cooperation in Production Sector.” Tema ini dipilih dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru hubungan internasional UNPAR dalam mengeksplorasi dan memahami lebih dalam mengenai isu pengelolaan limbah internasional. GINTRE memiliki tiga rangkaian acara, yakni sesi preparatory meeting, sidang formal, dan sesi informal sebagai penutup acara.

Sesi preparatory meeting yang merupakan tahap persiapan mahasiswa menuju sidang formal dilaksanakan pada Minggu (8/10).  Melalui sesi ini, delegasi diberikan pemahaman awal mengenai praktik negosiasi dan diplomasi melalui simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengangkat tema “Mitigating The Impacts of Oil Extraction and Usage”. 

Kemudian, puncak acara GINTRE 2023, yaitu sidang formal, dilaksanakan tepat dua minggu setelah sesi preparatory meeting. Pada sesi ini, 33 delegasi dibagi ke dalam dua chamber, yakni “Ensuring the Propriety of Industrial Waste Management” dan “Ensuring the Propriety of Agricultural Waste Management.” Para perwakilan delegasi dengan aktif menyampaikan perspektif dan urgensi negaranya terkait isu pengelolaan limbah internasional melalui sesi general speaker list, list of speaker, dan crisis. Setelah melewati berbagai rangkaian mata acara, sidang formal akhirnya ditutup dengan sesi pemungutan suara working paper atau dokumen usulan kelompok delegasi mengenai topik terkait. Para delegasi kemudian berhasil mencapai kesepakatan pemilihan working paper

Selanjutnya, sesi informal dilaksanakan pada Sabtu (28/10) untuk menutup rangkaian acara GINTRE 2023. Sesuai dengan tema yang diangkat, sesi ini dihadiri oleh dua narasumber yang ahli dalam bidang pengelolaan sampah, yaitu Fei Febri dan Michaella Karina selaku Chief Executive Officer dan Project Manager dari Bank Sampah Bersinar. Fei memulai paparannya dengan menyoroti pentingnya kesadaran generasi muda terhadap pengelolaan sampah.

Agar suasana lebih interaktif, Fei juga mengajak para peserta untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan “Post to Post”. Pada post pertama, peserta diminta untuk mengklasifikasikan limbah industri dan agrikultur ke dalam tiga kotak yang disediakan. Tujuan dari post ini yaitu agar para peserta dapat memilah limbah sesuai kategori. Post kedua diarahkan pada diskusi studi kasus Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai tahapan pengelolaan sampah. Kemudian, pada post terakhir peserta diajak bermain dengan menggunakan post-it. Peserta diminta mengkategorikan soal ke dalam konsep 3R. Dengan itu, peserta diharapkan dapat mengaplikasikan konsep 3R dalam kehidupan sehari-harinya.

Pemaparan materi kedua dibawakan oleh Michaella Karina dengan menyoroti bahwa kontribusi anak muda dalam mengurangi limbah sampah sangatlah besar, didorong dengan ide kreatif dan penguasaan teknologi digital. Menurut Michaella, konsep pengelolaan sampah 3R sangatlah penting, dimulai dengan fokus pada Reduce sebagai langkah utama. Pengalaman Michaella menunjukkan bahwa tindakan kecil, seperti membawa botol minum sendiri, dapat berkontribusi pada pengurangan sampah plastik. Terakhir, acara ini ditutup dengan sesi pemberian penghargaan untuk kedua chamber

Setelah acara berakhir, tim Warta Himahi berkesempatan untuk mewawancarai tiga peserta. Ketiga peserta tersebut mengungkapkan hal yang paling berkesan dari acara GINTRE. Gadis dari delegasi Polandia menyatakan bahwa GINTRE tidak hanya menambah pengalaman mereka, tetapi juga melatih kemampuan public speaking. Aldo, perwakilan delegasi Chili, menambahkan bahwa GINTRE merupakan pengalaman baru baginya untuk belajar menyampaikan pendapat dengan baik dan berdiplomasi seperti seorang diplomat. Sementara itu, Kokom dari delegasi Afrika Selatan menekankan bahwa hal yang paling berkesan dalam acara GINTRE adalah pengalaman belajar membuat sitasi dalam tulisan.