Pada Minggu (26/02), kapal yang membawa migran karam akibat menabrak karang di dekat pantai selatan Italia. Menurut keterangan penjaga pantai sekitar kepada Reuters, kapal tersebut membawa lebih dari 120 orang dan menabrak batu yang jaraknya hanya beberapa meter dari pantai. Walikota Cutro, Antonio Ceraso mengatakan kepada SkyTG24 bahwa perahu kayu yang ditumpangi oleh para migran hancur di tengah kondisi laut badai. “Kapal tersebut hancur, reruntuhan dan kepingan-kepingan kapal berserakan di sepanjang 300 meter dari pantai,” jelasnya kepada SkyTG24.
Jumlah Korban Jiwa
Menurut keterangan dari VOA, 43 orang tewas di sepanjang pantai dan 80 orang berhasil selamat. Sebanyak 27 jenazah ditemukan di darat dan sisanya masih berada di air. Hal ini membuat para aparat sulit untuk mengevakuasi korban. Salah satu regu penyelamat mengatakan kepada Reuters bahwa korban kecelakaan ini didominasi oleh perempuan dan anak-anak yang berasal dari Iran, Pakistan, Afghanistan, dan Suriah. Banyaknya korban jiwa diakibatkan oleh sulitnya akses untuk mengevakuasi para migran. Hal ini dikarenakan keadaan laut yang sedang dilanda badai dan ombak yang cukup tinggi. “Kami menggunakan jet ski untuk menemukan serpihan kapal dan mengevakuasi korban, namun karena cuaca yang buruk disertai ombak tinggi membuat operasi kami menjadi semakin sulit sehingga banyak korban masih berada di lautan,” ungkap juru bicara pemadam kebakaran Calabria Danilo Maida kepada Reuters.
Tanggapan Beberapa Pejabat Italia
Italia merupakan salah satu titik pendaratan utama bagi migran yang mencoba memasuki Eropa melalui jalur laut. Jalur Mediterania dikenal sebagai salah satu rute yang paling berbahaya di dunia karena cuaca esktrem dan gelombang tinggi yang terus terjadi di perairan tersebut. Menurut International Organization for Migration, sebanyak 20.333 migran dinyatakan meninggal atau hilang di Lautan Mediterania sejak tahun 2014. Menanggapi permasalahan ini, Perdana Menteri Italia, Georgia Meloni mengatakan kepada VOA bahwa ia berjanji untuk menghentikan migrasi laut yang ilegal untuk mencegah banyaknya kematian.
Pemerintah Italia juga telah mengambil tindakan keras terhadap migrasi ilegal sejak bulan Oktober 2022 lalu untuk membatasi kegiatan penyelamatan migran dengan undang-undang baru yang cukup keras. “Ini merupakan tragedi besar yang seharusnya tidak lagi terjadi, maka dari itu pemerintah harus bertindak tegas terhadap jalur migrasi ilegal dan sangat penting untuk menghentikan penyeberangan laut yang menawarkan kepada para migran tentang fatamorgana ilusi tentang kehidupan yang lebih baik di Eropa,” tegasnya kepada VOA.
Di sisi lain, pada hari yang sama setelah kejadian, Paus Fransiskus yang cakap dalam membela hak-hak migran menyampaikan pernyataan belasungkawanya. Dia mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa akan terus mendoakan dan mendukung semua orang yang terjebak di dalam kapal karam tersebut.