Pemerintah Suriah Akhirnya Menghapus Larangan Bantuan Internasional

Sumber : redcross.org

Pada Jumat (10/2) kemarin,  pemerintah Suriah akhirnya mengizinkan bantuan internasional masuk ke negaranya untuk menangani dampak gempa bumi Turkiye.  Pemberian izin tersebut merupakan perubahan yang sangat besar bagi Suriah, terutama bagi para korban gempa bumi. Dilansir dari The Washington Post, sebelumnya, Presiden Suriah, Bashar Al-Assad menegaskan bahwa segala bentuk bantuan internasional hanya boleh disalurkan secara langsung oleh pihak pemerintahan. Al-Assad juga membatasi akses bagi organisasi internasional dan negara-negara lain untuk memberikan bantuan secara langsung kepada warga Suriah di berbagai wilayah bagian.

Namun, apa yang membuat kebijakan tersebut sangat penting bagi Suriah? Berikut  fakta-fakta yang perlu KawanWH ketahui.

Apa yang Terjadi di Suriah?

Selama satu dekade terakhir, masyarakat Suriah telah mengalami krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang sipil di negara mereka. Perang sipil tersebut mengakibatkan wilayah Suriah terpecah menjadi beberapa bagian yang dikuasai oleh berbagai rezim berbeda. Sebagian besar wilayah Suriah masih dikuasai oleh rezim pemerintahan Al-Assad, sementara beberapa wilayah lainnya seperti bagian utara perbatasan Suriah dengan Turkiye telah dikuasai oleh kelompok anti-pemerintah dan wilayah Kota Idlib dikuasai oleh kaum ekstremis Islam. Perpecahan wilayah di Suriah akhirnya memengaruhi larangan penerimaan bantuan di negaranya. Pihak Al-Assad menegaskan bahwa bantuan internasional hanya diperbolehkan jika disalurkan oleh pihak pemerintahan Suriah. Akan tetapi, mengutip pernyataan dari BBC, beberapa usaha untuk mengirimkan bantuan internasional melalui pihak pemerintahan selalu ditolak. Kemudian, sebuah pernyataan dari Amnesty International mengatakan bahwa hal ini merupakan strategi Al-Assad untuk mengalahkan para kelompok pemberontak dan membuat mereka kelaparan. Dengan begitu,  rezim Al-Assad dapat mengambil alih wilayah kekuasaan tersebut dan mempertahankan kekuasaannya.

Mengapa Perang Sipil Terjadi?

Perang sipil ini awalnya disebabkan oleh protes besar-besaran kaum pro-demokrasi Suriah terhadap sistem kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad yang bersifat otoriter. Dilansir dari The Guardian, masyarakat Suriah menyatakan keinginannya untuk mendapatkan kebebasan dan melepaskan diri dari kepemimpinan Al-Assad. Namun, pemerintahan Al-Assad merespon protes dengan tidak baik. Aljazeera melaporkan banyak pemrotes yang hilang, ditahan, dan dibunuh oleh angkatan bersenjata Suriah. Kejadian inilah yang pada akhirnya mengubah konflik sipil menjadi perang skala besar di Suriah.

Bagaimana Keadaan Masyarakat di Suriah Sebelum Menerima Bantuan Internasional?

Bantuan kemanusiaan merupakan hal yang berperan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat Suriah. Dilansir dari BBC, sekitar 14 juta masyarakat Suriah bergantung kepada bantuan kemanusiaan untuk bisa bertahan hidup. Masyarakat dibawah kekuasaan pihak anti-pemerintah yang tinggal di wilayah perbatasan Utara Suriah-Turkiye dan Kota Idlib hidup terlantar dengan bergantung kepada bantuan seperti makanan, air minum, obat-obatan, pakaian hangat, serta tenda. Meski begitu, pemerintahan Suriah dengan tegas tetap melarang bantuan internasional untuk disalurkan kepada masyarakat Kota Idlib dan masyarakat perbatasan Suriah-Turkiye. Dilansir dari BBC, pemerintahan Suriah menilai bahwa pengiriman bantuan oleh pihak eksternal  merupakan pelanggaran bagi kedaulatan negaranya. Oleh karena itu, segala bentuk bantuan internasional selalu terhambat. 

Bagaimana Keadaan di Suriah Saat ini?

Akibat posisi negara yang berdekatan, Suriah juga ikut merasakan guncangan dari gempa bumi yang berpusat di Turkiye. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Suriah kembali menghadapi tantangan untuk bertahan hidup. Dengan larangan yang masih diterapkan oleh pemerintah Suriah, pihak eksternal tidak dapat menolong para korban bencana secara langsung. Maka dari itu, dalam situasi ini perolehan izin dari pemerintahan Suriah untuk menerima bantuan kemanusiaan sangat penting. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintahan Suriah saat ini sudah mengizinkan penerimaan bantuan kemanusiaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa negara lainnya juga sudah dapat menyalurkan bantuan kepada Suriah. Kemudian, PBB juga akan berkoordinasi dengan organisasi kemanusiaan lain seperti The Red Cross dan Syrian Arab Red Crescent untuk membantu korban gempa bumi di Suriah. 

Bagaimana Kelanjutan Bantuan Internasional di Suriah?

Dilansir dari BBC, pemimpin United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA), Martin Griffiths mengatakan bahwa perizinan untuk bantuan dari pihak eksternal ke garda depan Suriah merupakan langkah awal yang baik. Namun, hal tersebut belum cukup dan masih memerlukan langkah signifikan yang harus diambil, seperti membuka jalur lain untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengatakan hal yang selaras. Dikutip dari UN News, Guterres menekankan urgensi kepada pemerintahan Suriah untuk membuka jalur lain seperti perbatasan Al-Salam dan Al-Ra’ee. PBB berharap langkah tersebut akan membantu organisasi internasional lainnya dalam menyalurkan bantuan dan memperbanyak jumlah bantuan internasional yang diterima Suriah.