KawanWH, belakangan ini polusi udara di Jakarta menarik perhatian publik karena dianggap menjadi penyumbang utama polusi udara di Indonesia. Mengutip dari laporan World Quality Air (IQAIR) 2022, Indonesia menempati posisi teratas dalam tingkat polusi di Asia Tenggara dengan konsentrasi PM 15.25 yang lebih tinggi enam kali lipat dari standar World Health Organization (WHO), yaitu PM 2.5. Namun, Jakarta bukanlah satu-satunya kota yang menyumbang polusi udara. Terdapat empat kota lainnya yang juga mengalami permasalahan serupa. KawanWH, mari simak kelima kota tersebut!
Mempawah, Kalimantan Barat
Berdasarkan IQAIR, kualitas udara di daerah Mempawah sudah berada di tahap sangat buruk dengan polusi udara yang melampaui batas WHO sebesar 16 kali lipat. Faktor utama penurunan kualitas udara ini adalah asap pabrik yang tidak terkontrol. CNN juga melaporkan bahwa kebakaran hutan dan lahan turut berperan dalam menyumbang polusi udara. Kondisi ini memaksa beberapa sekolah untuk mewajibkan pemakaian masker bagi para siswa guna mengurangi dampak polusi udara. Di samping itu, pemerintah setempat mengusulkan program “Langit Biru” yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 mengenai perlindungan lingkungan hidup. Program tersebut mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan emisi kendaraan dan menggunakan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan.
Tangerang Selatan, Banten
IQAIR juga menyampaikan bahwa situasi serupa terjadi di Tangerang Selatan, dengan kualitas udara yang sangat memprihatinkan. Dilansir dari CNBC, meningkatnya polusi udara di kota ini disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang berlebih, pembakaran sampah oleh masyarakat serta emisi dari berbagai pabrik. Selain itu, polusi udara juga disebabkan oleh angin yang terbawa dari wilayah lain yang tercemar. Hingga saat ini, masyarakat diimbau menggunakan masker sebagai tindakan darurat. Selain itu, wali kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, juga memberlakukan pergerakan penanaman pohon serentak di setiap kecamatan sebagai upaya dalam mengatasi permasalahan ini. Kemudian, dikutip dari Kompas, Presiden Indonesia, Jokowi, turut merencanakan penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mendorong hujan buatan dengan menggunakan bahan-bahan higroskopik (mampu menyerap air) guna mempercepat hujan dan mengurangi polusi udara.
Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Jakarta seringkali dianggap penyumbang utama polusi udara. Namun, IQAIR mencatat kualitas udara Jakarta sedikit lebih baik dari dua kota sebelumnya. Meski demikian, polusi udara di Jakarta masih melebihi standar WHO sebesar 10 kali dengan kondisi tidak sehat bagi kelompok sensitif. Oleh karena itu, dilansir dari BBC, pihak Kementerian Kesehatan, menyarankan penggunaan masker sebagai langkah sementara untuk mencegah penyakit yang berbahaya akibat polusi udara. Solusi lain, seperti mengurangi kendaraan bermotor dan mendorong penggunaan transportasi umum, juga diusulkan oleh pemerintah, sesuai laporan BBC.
Semarang, Jawa Tengah
Mengutip data dari IQAIR, kualitas udara Semarang juga sedang berada dalam fase tidak sehat bagi kelompok sensitif. Sama seperti beberapa kota sebelumnya, polusi udara di Semarang disebabkan oleh kendaraan bermotor dan emisi gas pembuangan pabrik-pabrik. Dilansir dari Kompas, pemerintah juga meminta masyarakat untuk turut berperan aktif dalam isu ini dengan menanam pohon-pohon guna meningkatkan hawa sejuk, mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, serta memperbanyak acara car free day.
Palembang, Sumatera Selatan
Palembang memiliki tingkat kualitas udara yang sedang dibanding kota-kota lainnya. Namun, dilansir dari IQAIR, polusi udaranya masih tujuh kali melebihi standar WHO. Polusi di Palembang utamanya disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil seperti asap kendaraan, pabrik, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Mengutip dari CNN, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika turut menyampaikan bahwa ada beberapa titik panas (hotspot) akibat kebakaran hutan dan lahan seperti di wilayah Musi Banyuasin, Musi Rawas, dan Lahat yang juga berperan dalam masalah ini. Untuk mengatasinya, pemerintah mendorong peningkatan area hijau serta mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.
Menurut KawanWH, apakah solusi-solusi di atas sudah efektif untuk mengatasi polusi udara yang kian meningkat di Indonesia?