Pada Selasa (18/2) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, yang didampingi oleh Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, yang juga didampingi oleh Ajudan Presiden, yaitu Yuri Ushakov. Selain keduanya, hadir pula Faisal bin Farhan Al Saud, sebagai tuan rumah sekaligus menjadi mediator. Dilansir dari CNN, pertemuan tersebut bukan hanya sekedar membahas cara mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina, namun juga merencanakan pertemuan Vladimir Putin dengan Donald Trump secara langsung. Dalam pertemuan kelima tokoh penting yang digelar selama kurang lebih empat jam tersebut, Marco Rubio menyampaikan empat prinsip yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pertama, memanfaatkan fasilitas diplomasi dan mengedepankan misi dari masing-masing negara. “Untuk membangun kembali fungsi misi kami masing-masing di Washington dan Moskow. Agar kita dapat terus bergerak di jalan ini, kita perlu memiliki fasilitas diplomatik yang beroperasi dan berfungsi secara normal.” Kedua, penunjukan tim tingkat tinggi dalam proses bernegosiasi..“Kami akan menunjuk tim tingkat tinggi dari pihak kami untuk membantu bernegosiasi dan bekerja melalui akhir konflik di Ukraina dengan cara yang dapat bertahan lama dan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.” Ketiga, merencanakan dan mengkaji kerjasama ekonomi dan geopolitik antara AS dengan Rusia. “Untuk mulai mendiskusikan dan memikirkan serta mengkaji kerja sama geopolitik dan ekonomi yang dapat dihasilkan dari berakhirnya konflik di Ukraina.” Keempat, melakukan pengawasan terhadap progres pertemuan tersebut.. “Kami berlima yang ada di sini hari ini…akan tetap terlibat dalam proses ini untuk memastikan bahwa proses ini berjalan dengan cara yang produktif.”
Namun, melansir dari BBC, pertemuan AS dan Rusia ini menuai kritik dari berbagai pihak, mulai dari pihak AS dan Rusia yang tidak mengundang Volodymyr Zelensky, selaku Presiden Ukraina, sampai dengan kritik oleh Uni Eropa. Sampai saat ini, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan bahwa tidak akan menerima segala bentuk kesepakatan damai tanpa melibatkan Ukraina di dalamnya.